Martapura, InfoPublik – Guna menjaga
kekhusyukan ibadah bulan Ramadan, pihak kepolisian resort Banjar
melarang diadakannya “perang” meriam karbit, baik saat malam Ramadan
maupun pada malam Idul Fitri.
“Perang” Meriam karbit sebelumnya
merupakan tradisi warga di sejumlah desa di pinggir Sungai Martapura
yakni Desa Melayu, Desa Melayu Tengah, Desa Melayu Ilir, Desa Keramat,
dan Desa Pekauman, Kecamatan Martapura Timur pada malam ramadan atau
pada malam hari raya.
Warga biasanya membunyikan meriam karbit
yang terbuat dari pohon kelapa yang dilobangi bagian tengahnya, pada
malam Ramadan atau Idul Fitri. Suara yang ditimbulkan cukup nyaring dan
memekakkan telinga. Namun demikian, ajang membunyikan meriam karbit ini
malah menjadi tontotan warga.
Para personil aparat kepolisian dari
Polsek Martapura Timur sebagai pengamanan wilayah selalu memantau dan
memastikan tidak adanya tradisi membunyikan meriam.
Kapolsek Martapura Timur IPDA Suradi
menjelaskan, pihaknya sudah memasang spanduk larangan membunyikan Meriam
karbit di sejumlah titik. Bahkan sudah melakukan pendekatan kepada para
kepala desa yang biasanya membunyikan Meriam karbit.
“Sudah sejak beberapa tahun kita
melarang kegiatan membunyik
an meriam di bulan suci Ramadan dan kami
selalu memantau sejumlah desa yang terbiasa membunyikan meriam setiap
tahun,” ujar Suradi, di Martapura Senin (4/6)
Selain melakukan pemantauan langsung di
lapangan, pihaknya juga melakukan koordinasi kepada Kepala Desa Melayu,
Desa Melayu Tengah, Desa Melayu Ilir, Desa Keramat, dan Desa Pekauman.
Menurutnya, semua kepala desa yang di
wilayahnya terbiasa membunyikan meriam pada malam lebaran sudah
berkomitmen untuk ikut andil dalam pencegahan aktivitas membunyikan
meriam pada malam lebaran.
“Koordinasi kita kepada tokoh masyarakat
dan tokoh agama, mengenai larangan membunyikan meriam, Pembakalnya
sudah komitmen untuk melarang warganya membunyikan meriam,” tambahnya
Selain berkoordinasi dengan pihak
terkait, Polsek Martapura Timur juga melakukan pemasangan spanduk yang
berisikan larangan untuk membunyikan meriam pada bulan suci Ramadan dan
malam lebaran.
“Alhamdulillah, hingga hari ke-15 puasa
ini kondisi masih kondusif, tidak ada warga yang membunyikan meriam, dan
kita akan terus pantau agar nanti sampai malam lebaran tidak ada
kegiatan membunyikan meriam lagi,” ujarnya.
(MC-Kominfo-Kab.Banjar/ogb/dani)
Post A Comment:
0 comments: