Martapura, InfoPublik- Ribuan jama'ah padati acara
puncak peringatan Haul ke-51 KH Anang Sya'rani Arif di kubah atau makam KH
Anang Sya'rani Arif Desa Kampung Melayu Kecamatan Martapura Timur Kabupaten
Banjar, Selasa (14/1/2020) malam.
Bupati Banjar KH Khalilurrahman bersama para
Habaib dan Alim Ulama duduk bersama dengan Ribuan Jemaah yang memenuhi kubah KH
Anang Sya’rani Arief serta memadati halaman kubah, dan sepanjang Jalan Kampung
Melayu
KH.Anang Sya’rani Arif lahir di Kampung Melayu,
Martapura Tahun 1914, wafat 17 Juni 1969 pada usia 55 tahun. Beliau adalah
seorang ulama besar dari Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Beliau adalah pengasuh dan pimpinan Pondok
Pesantren Darussalam Martapura Periode Kelima (Tahun 1959 s/d 1969), dan juga
guru dari ulama kharismatik Martapura, Syekh KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau
Guru Sekumpul.
Rangkaian acara haul tersebut dimulai dengan
pembacaan Surah Yasin dan tahlil bersama, yang dipimpin oleh Bupati Banjar KH.
Khalilurrahman,dilanjutkan dengan melantunkan syair-syair Maulid Habsy.
Kemudian pembacaan ayat suci Al Quran oleh Qari muda asal Bima, Nusa Tenggara
Barat, Syamsuri Firdaus peraih juara pertama MTQ Internasional ke-7 yang
digelar di Istanbul, Turki.
Adapun KH. Anang Sya’rani Arif merupakan salah
satu ulama yang terkenal ahli Hadist atau Muhadistin. Keistiqomahannya dalam
menuntut ilmu agama serta pengamalannya sudah ditunjukan sejak kecil, bersama
dengan sepupunya yang juga merupakan ulama besar asal Kota Martapura Syekh M
Syarwani Abdan atau yang lebih terkenal dengan panggilan Guru Bangil.
Di usia yang sangat muda Syekh M Sya’rani dan
Syekh M Syarwani langsung dididik oleh Wali Allah Syekh M Kasyful Anwar yang
juga merupakan paman beliau. Pada tahun 1350 H/1930 M, ia dan sepupunya Syekh
Muhammd Syarwani Abdan Bangil berangkat ke Tanah suci Makkah untuk menunaikan
Ibadah Haji sekaligus menimba ilmu ditempat sumbernya dengan diantar langsung
oleh sang paman yakni KH.Kasyful Anwar.
Setibanya mereka di Tanah Suci Makkah dalam
didikan dan pengawasan sang paman, keduanya belajar dengan tekun. Ibarat Siang
Bercermin Kitab Malam Bertongkat Pensil. Di antara guru guru yang banyak
memberikan pelajaran kepada mereka adalah Al-‘Alim al-Allamah as-Sayyid Amin
al-Kutbi, Al-‘Alim al-Allamah Syeikh Umar Hamdan, Al-‘Alim al-Allamah Syeikh
Ali bin Abdullah al-Banjari, Al-‘Alim al-Allamah Syeikh Bakri Syatha, Al-‘Alim
al-Allamah Syeikh Muhammad Ali bin Husein al-Maliki, dan Al-‘Alim al-Allamah
Syeikh Ahyad al-Bughuri.
Dari didikan mereka yang penuh keikhlasan,
akhirnya ia menjadi ulama ternama dan ahli dalam bidang ilmu hadist dan tafsir.
Ia pun menyandang gelar Muhaddist yaitu seseorang yang ahli dan hafal dalam
ribuan matan hadist lengkap dengan sanadnya. Ia juga Khalifah dari gurunya,
Syeikh Umar Hamdan.
Karena ketekunan mereka berdua, maka terkenallah
mereka berdua di tanah suci Makkah hingga diberi julukan Dua Mutiara dari
Banjar. Setelah 22 tahun menimba ilmu dari Tanah Suci Makkah dan sempat menjadi
pengajar di Masjidil Haram maka sekitar tahun 1952 Beliau kembali ke tanah air.
Ketika kembali ke kampung halaman Ia langsung
menerima tongkat estafet kepemimpinan dari gurunya yakni KH.Kasyful Anwar.
Selain sebagai pemimpin di Darussalam Al-Muhaddist Syekh Anang Sya’rani Arif
juga mengadakan pengajian khusus guru – guru dikediamannya di Kampung Melayu
Martapura.
Selama mengasuh PP Darussalam Martapura, Syekh M
Sya’rani Arif telah banyak mendidik dan mencetak ulama besar khususnya di
Kabupaten Banjar. Salah satu ulama yang pernah belajar kepada beliau adalah Al
Alim Al Mukarrom Al Alamah Al Arif Billah Al Qutbh Syekh M Zaini bin Abdul
Ghani (Guru Sekumpul), KH Mahfuzh Amin, KH, Salim Ma’ruf, KH Mukhtar HS dan KH
Abdusyukur. Beliau juga mengarang kitab, salah satunya Thanwirut Thulab (Ilmu
yang menguraikan tentang Ushul Hadist) dan Hidayatuz Zaman (Berisi Hadist
tentang akhir zaman).
Bupati Banjar KH.Khalilurrahman yang juga
sekaligus sebagai menantu dari KH.Anang Sya'rani Arif menyampaikan, selaku
pemimpin daerah mengucapkan syukur dan terimakasih atas terlaksananya acara ini.
“Acara haul ini merupakan wujud kecintaan dan
penghargaan kepada salah seorang waliyullah atas jasa dan perjuangannya dalam
memajukan Islam,” ungkapnya.
Post A Comment:
0 comments: