Martapura, InfoPublik -
Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar HM Hilman menyampaikan update covid-19 pada
vidcon bersama jurnalis Banjar di Command Center Barokah, Martapura, Senin
(8/6/2020) menegaskan bahwa saat ini setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
tidak diperpanjang, maka status kembali ke status awal yakni darurat bencana
non alam.
"Begitu PSBB selesai,
kembali ke posisi darurat, sebagaimana terbitnya Kepres darurat bencana non
alam nasional. Hanya saja, ada pelonggaran di beberapa sektor agar masyarakat
tetap produktif, tentu dengan protokol kesehatan agar aman dari covid-19. Namun
perlu diingat Kabupaten Banjar bukan 102 daerah yang termasuk zona hijau,"
ucapnya.
Pelonggaran tersebut seperti dari
rumah ibadah, sektor usaha perdagangan barang dan jasa, serta terkait hajat
hidup orang banyak, seperti pertanian dan peternakan, home industri,
konstruksi, logistik, barang, pertambangan. Dimana hal tersebut dilakukan ucap
Sekda Banjar, untuk mewujudkan masyarakat produktif namun aman dari Covid-19.
"Protokol Covid-19 seperti
jaga jarak aman, memakai masker, rajin cuci tangan memakai sabun tetap
diterapkan. Bahkan, sekolah pun termasuk yang masih dalam pembahasan, apakah
dibuka atau belum harus ditentukan dalam rapat gugus tugas," ungkap Hilman.
Hilman juga menjelaskan petugas
gabungan tetap melakukan pengawasan di sejumlah rumah ibadah, pasar dan sektor
lain untuk memberikan sosialisasi langsung agar protokol Covid-19 dalam
aktivitas masyarakat bisa dilaksanakan secara baik dan benar.
Sementara itu, Kadinkes Banjar dr
Diauddin mengatakan jumlah pasien terkonfirmasi positif 135, dirawat di rumah
sakit 117, sembuh 11 orang dan meninggal 7 orang.
Dikatakan Diaudin, saat ini
secara perlahan pasien yang dirawat sudah mulai berkurang, namun masih banyak
yang Orang Tanpa Gejala (OTG). Kendati demikian pihaknya optimis tidak ada
penambahan dari yang sakit atau positif, sehingga penanganan akan lebih mudah.
"Adanya bantuan penambahan 2
unit Polymerase Chain Reaction (PCR) saat kunjungan Gusus Tugas Nasional
beberapa waktu lalu yang ditempatkan di Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) akan bisa
mempermudah kinerja petugas dalam diagnosis secara cepat hasil swab tes yang
dilakukan," tandasnya.
Hal ini menyangkut banyaknya
keluhan dari masyarakat terkait dengan lambatnya untuk mengetahui hasil tes
yang mereka lakukan.
"Alat tersebut sangat
membantu masyarakat yang ingin mengetahui hasil pemeriksaan secara cepat 1
hingga 2 jam saja," terang dr Diaduddin.
Terkait rapid test sendiri, hingga
kini petugas sudah melakukan sekitar 3.000-an dan swab lebih dari 550.
"Ke depan, 200 lebih akan
keluar hasilnya dan jangan kaget jika ada ledakan yang positif," sebutnya.
(MC Kominfo Kab. Banjar/Prs)
Post A Comment:
0 comments: