Martapura, infoPublik - Itik menjadi primadona kedua sektor peternakan di Kabupaten Banjar setelah sapi potong.
Dondit Bekti, Kepala Dinas Perkebunan
dan Peternakan Kabupaten Banjar, ada enam kecamatan potensial
pengembangan budidaya itik petelur.
Keenam kecamatan itu; Gambut, Kertak
Hanyar, Aluh-Aluh, Beruntung Baru, Tatah Makmur, dan Sungai Tabuk.
"Dominasi kawasan rawa berarir, menjadikan keenam kecamatan ini
potensial untuk pengembangan budidaya itik," ujar Dondit belum lama ini.
Tersebar di enam kecamatan tersebut
sebanyak 60 kelompok pebudidaya itik. Belum termasuk pebudidaya itik
perorangan. Kendati diakuinya Dondit, fakta di lapangan tak semua
kelompok tani masih aktif.
Karena diakuinya pula, semangat para
pebudidaya itik yang tergabung di kelompok tak stabil. Semangat di awal
kala bantuan siap dikucurkan dan redup seketika setelah bantuan
diterima. "Memang sepeti itu fenomenanya yang juga menjadi salah satu
kendala," kata Dondit.
Aral lain yang berujung pada belum
tercukupinya angka konsumsi telur itik di Kabupaten Banjar, ujar Dondit,
yakni pola budidaya itik yang dilakukan tak berkesinambungan sepanjang
tahun.
Dipaparkannnya, semangat membudidaya
itik warga lazim meningkat pasca musim panen padi higga jelang musin
tanam. Namun jelang musim panen padi, warga menjual sebagia besar
itik-itiknya. Keterbatasan lahan untuk mengumbar itik di pematang
lantaran padi yang sudah diap tanam, menjadi alasan umum warga menjual
sebagian besar itik-itiknya.
"Yang tak dijual paling banyak hanya 20
persen. Keterbatan lahan memang banyak dijadikan alasan pebudidaya
menjual itik-itiknya saban jelang musim panen. Meski pola budidaya
tradisional dengan cara melepas itik di pematang sawah dapat disiasati
dengan pembuatan kandang," kata Dondit.
Lebih lanjut didampaikan Dondit,
berdasarkan hasil pendataan tahun 2015, ada sebanyak 36.000 itik di
Kabupaten Banjar dengan jumlah produksi telur maksimal 70 persen dari
jumlah itik. "Memang belum mencukupi kebutuhan konsumsi telur itik untuk
Kabupaten Banjar. Untungnya produksi telur ayam surplus. Jadi
kekurangan telur itik tertutupi oleh telur ayam," kata Dondit.
Potensi besar budidaya itik di enam
kecamatan di Kabupaten Banjar, baik petelur maupun pedaging menjadi
peluang berkembangnya industri turunan berbagan baku telur dan daging
itik. Peluang itu yang kemudian ditindaklanjuti Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banjar.
H M Ramlan, Kepala Disperindag Kabupaten
Banjar mengatakan, sebagai bentuk pembinaan, pihaknya telah banyak
melaksanakan pelatihan pengolahan makanan berbahan telur dan daging
itik. Semisal pembuatan dendeng daging itik dan pembuatan telur asin.
Menurutnya, dalam pembinaan, Disperindag
harus berbagi peran dengan Dinas Koperasi dan UMKM. “Terkait pandataan
dan jumlah industri rumahan, termasuk warung makan nasi itik menjadi
kewenangan Dinas UMKM,” katanya. (MC-Banjar/klikk/dani
)
Post A Comment:
0 comments: