Martapura, infoPublik – Malam lebaran di Kota Martapura Kabupaten
Banjar terasa begitu meriah. Gema takbir dan tahmid diiringi tabuhan
suara bedug menggema di langit kota yang berjuluk “Serambi Mekkah”
tersebut.
Sementara cahaya lampu warna-warni di panggung festival seakan ikut
menari mengiringi tabuhan bedug oleh enam grup peserta grand final
festival tahunan tersebut.
Bupati Banjar H Khalilurrahman di
hadapan warga yang berjubel menyaksikan grand final festival bedug di
Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura, Kamis Malam, (14/6), mengatakan
festival catuk dauh (banjar. Red) tersebut mesti dilestarikan sebagai salah satu budaya rakyat.
Selain untuk memeriahkan malam Idul
Fitri, festival yang diikuti oleh para remaja dari berbagai kecamatan
dan pemuda masjid tersebut, juga sebagai cara untuk melestarikan
kebudayaan yang bernuansa Islami.
“Melalui festival bedug ini, saya
mengajak dan menggugah kesadaran kita terutama para remaja untuk
pentingnya melestarikan kesenian tradisional,” ujar bupati yang akrab
disapa Guru Khalil ini.
Dia meyakini dengan melestarikan
kesenian tradisional yang bernuansa Islami, akan membentengi diri para
remaja dari pengaruh negative budaya Barat. Bupati juga mengajak warga
pada malam lebaran untuk memeriahkannya dengan kegiatan positif. “Malam
hari raya itu perbanyak takbiran, jangan membunyikan meriam,” pesannya.
Festival Bedug yang diselenggarakan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjar ini telah melalui
tahapan seleksi yang diselenggarakan pada pertengahan Ramadan lalu. Dari
30 grup peserta yang mengikuti babak penyisihan, terpilih 6 grup untuk
tampil di grand final.
Berdasarkan penilaian tim juri, akhirnya
terpilih Grup Al-Munir dari Desa Tunggul Irang Kecamatan Martapura yang
berhasil menjadi juara. (MC-Kominfo-Kab.Banjar/dani)
Post A Comment:
0 comments: