Haul 212 Datu Kelampayan Dibanjiri Ribuan Umat Muslim

Share it:
MARTAPURA InfoPublik –  Hujan yang mengguyur Kota Martapura Kabupaten Banjar sejak pagi, tidak menyurutkan langkah ribuan umat muslim menghadiri Haul ke 212 Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari atau yang dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan di Masjid Jami Tuhfaturraghibin Kampung Dalam Pagar Ulu Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Rabu (20/6).
Pada peringatan haul ini masyarakat dari barbagai kalangan mulai anak-anak hingga lanjut usia berbondong-bondong menuju pelaksanaan haul ulama yang sangat dicintai muslim di Kalimantan ini. Sejumlah pejabat juga tampaj menghadiri acara tersebut di antaranya, Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, Bupati Banjar KH. Khalillurrahman, Ketua DPRD Banjar, H. Rusli dan pejabat lainnya.  Mereka larut bersama warga mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran.
Para jamaah yang hadir tidak hanya melalui jalur darat sebagian juga datang menggunakan perahu bermesin yang biasa disebut kelotok, melalui Sungai Martapura. “Kami berangkat pada hari Selasa pagi, dengan harapan bisa masuk higga ke dalam masjid,” ujar Rahmani, salah seorang jamaah yang mengaku datang dari Samarinda Kalimantan Timur.
Menurut ketua yayasan Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, H Muhammad Husein, jamaah yang hadir dalam acara haul yang ke 212 ini, lebih banyak dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
Dijelaskan bahwa Datu Kelampayan merupakan ulama besar yang memiliki nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari, lahir pada tanggal 17 Maret 1710 di Kampung Lok Gabang Martapura Kalimantan Selatan dan wafat pada tanggal 13 Oktober 1812.
Beliau sangat gemar menuntut ilmu agama, bahkan berguru hingga ke Mekkah dan Madinah. Tercatat sejumlah ulama besar menjadi guru beliau di antaranya Syekh Athaillah bin Ahmab Al-Mihsri Al-Azhar,  Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi Madinah, pengarang kitab Hawasyil
madaniyyah, Syekh Muhammad bin Abdul Karim As-Sammany Al-Madany dalam bidang
tasawuf yang akhirnya mendapatkan Ijazah dengan kedudukan Khalifah atau wakil.
Ada juga Syekh Ahmad bin Abdul Mun'im Ad-Damanhuri, Syekh Sayyid Abul Faydi Muhammad Murtadha Az-Zabidi, Syekh Hasan bin Ahmad 'Akisy Al-Yamani, Syekh Salim bin Abdullah Al-Bashr, Syekh Shiddiq bin Umar Khan, Syekh Abdullah bin Hijazi bin Asy-Syarqawi dan lainnya.
Setelah lebih 30 tahun belajar ditanah suci beliau akhirnya dapat menguasai keahlian diberbagai bidangilmu agama seperti:ilmu fiqih,ilmu tasawuf,usul fiqih,cabang -cabang bahasa Arab seperti: nahwu,sharaf,  balaghah serta ilmu falak (astronomi) dan ilmu umum seperti politik dan pemerintahan .
Supaya Syekh Muhammad Arsyad leluasa mengembangkan ilmu yang telah diperolehnya ,oleh Sultan Tahmiddulah II Raja Kerajaan Banjar beliau diberi sebidang tanah belukar di luar kota Martapura, tepat di tepi sungai menuju Banjarmasin. Tanah belukar itu dijadikan perkampungan tempat tinggal dan ditempat itu pula beliau dapat mengajarkan ilmu-ilmu yang yang telah didapatnya dengan membuka pengajian-pengajian.
Selain mengajar beliau juga pengarang sejumlah kitab agama di antaranya Kitab Sabillal Muhtadin yang berisi tentang fiqih, Risalah ushuluddin sebuah kitab tauhid berbahasa melayu namun dengan huruf Arab, ditulis pada tahun 1188 H.
Kitab Tuhfatur Raghibin, berisi tentang tauhid ditulis pada tahun 1188 Hijriah, Kitab Kanzul Ma'rifah berisi tentang ilmu tasawuf, Kitab Luqthatul' Ajilan yang khusus membahas fiqih tentang perempuan, Kitab Faraid yang berisi tentang tata cara pembagian waris, dan banyak lagi kitab lainnya yang dikarang beliau. (MC-Kominfo-Kab.Banjar/Dessy/Dani)
Share it:

banjarkab

Post A Comment:

0 comments: