Martapura, InfoPublik – Keberadaan Danau
Tamiyang di Desa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang Intan Kabupaten
Banjar, tetap menjadi pilihan warga untuk menghabiskan hari lbur beserta
keluarga. Meski jembatan pelangi yang melintang di atas danau tersebut
ambruk, namun animo warga untuk menikmati indahnya danau yang berair
jernih tersebut, tak banyak berkurang.
Seperti yang terlihat pada Kamis (20/6),
masih banyak pengunjung yang memilih mengajak keluarganya untuk
bersantai di danau yang berlatar pernbukitan tersebut. Salah satu
alasannya, karena selain dekat dengan Kota Martapura, hanya sekitar 20
menit perjalanan menggunakan motor, juga karena jalan menuju ke
destinasi wisata yang diresmikan Bupati Banjar ini, juga cukup bagus.
Destinasi wisata Danau Tamiyang
merupakan pilihan baru warga di Kabupaten Banjar dan Kalimantan Selatan
untuk menghabiskan waktu santai bersama keluarga. Danau ini semula
dipenuhi oleh tanaman air eceng gondok, namun oleh Pembakal dan warga
Desa Mandikapau Barat, tanaman air tersebut diangkat dan dibersihkan
dari danau.
Sebelumnya pada Minggu (17/6), jembatan
yang melintang di atas Danau Tamiyang runtuh, akibat tak tahan menopang
banyaknya pengunjung. Taka da korban jiwa dalam kejadian tersebut, para
petugas yang berjaga-jaga sigap menyelamatkan para pengunjung yang
tercebur ke danau.
Menurut Pambakal Mandikapau Barat Abdul
Basit, pengelola dari pihak desa tetap membuka kawasan wisata ini dan
segera memperbaiki jembatan yang runtuh. Dia mengatakan, runtuhnya
jembatan karena memang usianya sudah lama.
Jembatan panjang yang diberi warna-warni
tersebut, sebenarnya sudah didirikan semenjak 10 tahun yang lalu, sepat
direhab pada tahun 2014 dengan menggunakan dana desa. Menurutnya,
jembatan ini dulu panjangnya 300 meter, kemudian tahun 2014 direhab dan
sebagian diurug hingga sekarang panjangnya menjadi 100 meter.
Jembatan tersebut juga digunakan sebagai
penghubung desa Mandikapau Barat RT 4 dengan jumlah penduduk sebanyak
600 orang dan 172 kepala keluarga, ke kecamatan. “Walau demikinan untuk
warga RT 4 yang mau menyeberang masih bisa menggunakan jalan alternatif
di jembatan yang tidak jauh dari sini,” ungkapnya, Kamis (20/6).
Dijelaskan, pihak desa segera
memperbaiki jembatan dan mendatangkan bahan-bahan dan tukang untuk
melakukan perbaikan secara gotong royong. Dana yang digunakan adalah
dari semula untuk rehab gedung olahraga dengan anggaran Rp 150 juta,
namun karena adanya kejadian runtuhnay jembatan, maka dana dialihkan
untuk perbaikan jembatan.
“Dengan menggunakan dana desa sebanyak
Rp150 juta tersebut, jembatan ini tidak hanya yang robohnya saja yang
kita perbaiki, untuk keamanan wisata bagi pengunjung itu yang utama maka
akan kita rehap secara total,” ungkapnya. (MC-Kominfo-Kab.Banjar/Dani)
Post A Comment:
0 comments: