Martapura, infoPublik - Menteri Pariwisata Arief Yahya menghadiri langsung gerakan sadar wisata di kawasan Geopark Meratus Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Selasa (13/8/2019). Beliau mendorong agar Geopark Meratus agar masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG) sebagai wisata kelas dunia.
Menpar Arief Yahya dalam sambutannya menjelaskan, masyarakat adalah salah satu unsur pentahelix. Artinya, masyarakat harus aktif mendukung iklim kondusif dalam pengembangan kepariwisataan.
“Sehingga meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar,’’ katanya, di hadapan jajaran Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banjar Haris Rifani, Kadis Kominfo, Statistik dan Persandian Banjar HM. Farid Soufian serta pejabat lainnya.
Menurutnya, gerakan sadar wisata adalah sebuah kampanye yang digalakkan Kemenpar. Tujuannya, agar penerapan sadar wisata dan implementasi Sapta Pesona dapat terlaksana bersama-sama. Harus ada sinergi pentahelix. Baik oleh masyarakat, pemerintah, akademisi, pengusaha pariwisata maupun media.
Arief Yahya menjelaskan, kawasan Kiram-Gunung Mawar merupakan bagian penting dari Geopark Nasional Pegunungan Meratus. Pegunungan ini ditetapkan menjadi Geopark Nasional di Bogor pada 28 November 2018.
“Namun peresmiannya dilakukan pada 26 Februari 2019. Nantinya, Geopark Pegunungan Meratus juga diusulkan masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG) sebagai wisata kelas dunia,” ungkapnya.
Hal tersebut dikarenakan Pegunungan Meratus satu-satunya Geopark yang ada di daratan Kalimantan yang memiliki nilai unique, Geopark Nasional Pegunungan Meratus diharap menjadikan pariwisata Kalsel semakin bergairah. Untuk itu perlu didukung SDM pariwisata yang kompeten, serta dapat menjadi tuan rumah yang baik dalam menyambut kedatangan wisatawan.
“Melalui gerakan sadar wisata ini, kita mengajak seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat mendukung pengembangan Geopark Pegunungan Meratus. Agar menjadi destinasi pariwisata yang terjaga kebersihannya, terutama melalui pengolahan sampah dengan metode terintegrasi TPS 3 R, reduce, reuse, dan recycle,’’ ujarnya.
Dia menambahkan, berdasarkan data TTCI (2017), tingkat kebersihan Indonesia berada diranking 108 dari 136 negara, terendah di Asian.
“Saya berharap semua unsur pentahelix bisa menerapkan gerakan sadar wisata dan mengimplementasikan unsur-unsur Sapta Pesona, yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan,’’ ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula penyerahan sarana dan prasarana kebersihan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Arief Yahya menegaskan, gerakan ini juga fokus pada kebersihan, khususnya toilet. “Toilet merupakan wajah pariwisata suatu negara,” pungkasnya. (MC-Banjar/Frs/dani)
Navigation
Post A Comment:
0 comments: