Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Siti Nurbaya Sulap Limbah Pesantren Jadi Sumber Energi

Share it:

Martapura,InfoPublik - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik, biodigester dan sarana MCK di Pesantren Darul Hijrah, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2/2020).

Semua fasilitas tersebut menjadi percontohan untuk upaya pengelolaan lingkungan terutama dari limbah domestik, limbah industri kecil dan limbah peternakan di Indonesia.

Dari hasil pendampingan KLHK, pembangunan IPAL domestik di pesantren ini mampu mengolah air limbah sebesar 80 m3 per hari dan menurunkan beban pencemar BOD sekitar 90% atau setara dengan 10,51 ton per tahun. Dari pengujian kualitas air limbah yang dibuang ke media lingkungan dari IPAL tersebut telah memenuhi baku mutu air limbah sesuai peraturan Menteri LHK nomor 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Pimpinan Pondok Darul Hijrah, KH.Zarkasyihasbi, Lc mengatakan Pilot project IPAL ini selain untuk mengolah air limbah juga dilengkapi biodigester untuk menangkap gas metan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar kegiatan memasak untuk keperluan sehari-hari para santri.

 “Pondok ini dulunya sangat gersang hanya ada ilalang dan karamunting, sekarang sudah menjadi percontohan bidang lingkungan, terlebih dengan bantual IPAL dan lainnya dari pemerintah. Atas semua pemberian pemerintah ini, kami mengucapkan terimakasih pada Ibu Menteri LHK,” ungkap Pimpinan Pondok Darul Hijrah, KH.Zarkasyihasbi, Lc

Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kepedulian para santri dan pengajar  Pesantren Darul Hijrah terhadap lingkungan hidup dan kehutanan. Hal ini katanya sejalan dengan semangat Presiden Joko Widodo yang mengajak semua pihak ikut terlibat dalam kegiatan perbaikan lingkungan.

“Untuk itu saya akan perintahkan Dirjen membentuk Kebun Bibit Rakyat (KBR) di pesantren ini. Akan ada pengetahuan teknis untuk para santri. Nantinya saya minta tolong santri menularkan semangat penanaman pohon ke masyarakat sekitar. Selain itu juga harus ada pendidikan mengenai pengetahuan pengolahan sampah dan limbah, agar bisa bernilai ekonomi,” kata Menteri Siti.

Melihat antusiasme santri yang cinta lingkungan, Menteri Siti juga berjanji akan menambah alokasi bantuan pembangunan unit MCK, dari yang sebelumnya telah dibangun sebanyak 20 unit.

“Saya tahu kalau santri masih desak-desakan, jadi setelah 20 unit, maka tahun ini KLHK akan tambah 20 unit lagi. Selain itu karena pesantren ini dekat sungai, maka akan kami dampingi juga untuk membuat ekoriparian. Jadi selain menjaga lingkungan, nanti bisa berwisata di dekat sungai,” kata Menteri Siti.

Unit pemroses pada IPAL domestik terdiri dari bak biodigester, bak pengendap (settler), bak anaerobic baffled reactor, bak anaerobic filter. Manfaat lain yang diperoleh dari pembangunan IPAL ini adalah ketersediaan biogas sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan oleh dapur pesantren sebesar 4.380 m3 biogas per tahun atau setara 2.014 kg LPG per tahun dengan nilai ekonomi sebesar Rp25.185.000,- per tahun.

Acara peresmian juga dihadiri Sekjen KLHK Bambang Hendroyono, Dirjen PPKL M.R. Karliansyah, Plt Dirjen PDASHL Hudoyo, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar Boyke W. Triestiyanto, dan segenap unsur pimpinan, Guru dan santri pondok pesantren darul Hijrah. MC Kominfo Kab. Banjar/Ags/Man

Share it:

banjarkab

Post A Comment:

0 comments: