Bupati Pimpin Haul Pangeran Hidayatullah di Cianjur

Share it:
Cianjur, InfoPublik – Bupati Banjar H Khalilurrahman berpendapat bahwa sosok Sultan Hidayatullah Halil Illah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman, atau lebih dikenal sebagai Pangeran Hidayatullah atau Hidayatullah, layak diberi kehormatan gelar pahlawan nasional.
Hal tersebut diutarakan bupati, saat memimpin acara haul ke-113 Pangeran Hidayatullah, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (25/11).
Sultan terakhir kerajaan Banjar ini, selama hidupnya dikenal gigih melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda dan dimakamkan di Bukit Joglo Desa Sawah Gede Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pangeran Hidayatullah juga sosok yang menyebarkan ilmu agama Islam selama berada di pengasingannya hingga wafat tutup usia 24 November 1904 pada usia 82 tahun.
Di areal makam Pangeran Hidayatullah itu terdapat makam Ibunda Pangeran Hidayatulah Ratu Siti serta sejumlah pangeran dan para pengikutnya. Sedikitnya, terdapat 76 makam di areal itu.
Haul kemarin, diikuti oleh masyarakat sekitar makam serta para keturunan Pangeran Hidayatullah yang tersebar baik di Banjar maupun di Jawa Barat.
Sedangkan Bupati Banjar yang akrab disapa Guru Khalil dan dikenal juga sebagai ulama sepuh di Kabupaten Banjar ini, datang bersama Istri Hj Raudhatul Wardiyah. Juga terlihat Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian, Dr Ir HM Farid Soufian dan Kepala Dinas Sosial Ida Fressy, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Haris  serta Sekda Cianjur Aban Subandi.
"Alim sidin nih raja yang alim," ujar Bupati beberapa kali mengungkapkan isi hatinya.
Dia pun mengaku bersyukur bisa sampai ke makam Pangeran Hidayatullah dan bersilaturahmi dengan keturunan dan pengikutnya.
Pangeran Hudayatullah tidak pernah menyerah terhadap pemerintah Belanda. Seperti Raja Banjar lainnya, Pangeran Hidayatulah melakukan perlawanan Waja Sampai Kaputing. "Beliau tidak menyerah. Beliau, juga memegang semboyan Waja Sampai Kaputing," tegas Bupati.
Menurut Bupati, Pangeran Hidayatulah ditangkap penjajah Belanda karena ditipu Belanda disebutkan ibunda Pangeran Hidayatullah yakni Ratu Siti yang terlebih dahulu ditangkap dan diancam akan dihukum gantung.
Karena itulah beliau turun gunung keluar dari persembunyian di Bukit Pamaton dan kemudian langsung dibawa ke Batavia dan diasingkan di Cianjur ini. (MC-Kab.Banjar/dani/hendy
)
Share it:

banjarkab

media

Post A Comment:

0 comments: