Martapura, infoPublik – Pemerintah Kabupaten Banjar menggandeng Kodim
1006/Martapura untuk melakukan pencetakan sawah. Ini karena luas lahan
pertanian, khususnya padi di Kabupaten Banjar setiap tahun mengalami
penyusutan. Dari data yang ada, penyusutan diperkirakan mencapai 10 ribu
hektare dalam setahun terakhir.
Penyusutan ini terjadi
akibat alih fungsi lahan dari pertanian ke perumahan. Hal ini yang
mengakibatkan produksi padi di Kabupaten Banjar semakin menurun.
Akibatnya, peringkat sebagai daerah penyangga beras atau pangan di
Kalimantan Selatan juga turun, di posisi keempat setelah Kabupaten Hulu
Sungai Tengah (HST).
Terdorong kondisi itu, Pemkab Banjar pun
menggandeng TNI AD khususnya Kodim 1006/Martapura untuk program cetak
sawah baru. “Lahan rawa lebak adalah daerah yang selalu digenangi air.
Khusus di Kabupaten Banjar, ada dua jenis lahan yakni lawan rawa lebak
dan lahan pasang surut yang tersebar di tiga kecamatan dan tujuh desa.
Daerah ini akan kami kembangkan untuk pengembangan optimilisasi lahan
rawa lebak,” ucap Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten
Banjar, HM Fachri, di sela ekspose optimasi lahan rawa lebak di
Mahligai Sultan Adam, Martapura, Rabu (11/4).
Menurut dia, lahan
tersebut sangat layak untuk produktivitas dan IP-nya rendah namum
mempunyai potensi besar untuk tingkatkan.”Pengerjaannya nanti melalui
swakelola oleh pemerintah bekerjasama dengan Zeni TNI- AD,” jelasnya.
Fachri
pun mengakui permasalahan sosial yang biasa menjadi kendala adalah
karena lahan tersebut berada di lokasi perumahan warga ,sehingga apakah
mereka bersedia dijadikan sawah untuk optimasi pertanian.
Bupati
Banjar Khalilrurrahman yang membuka langsung sosialisasi optimasi lahan
rawa lebak, meminta semua instansi bergerak cepat, karena Kabupaten
Banjar merupakan salah satu daerah dijadikan percontohan untuk kegiatan
optimasi lahan rawa lebak pertanian dengan luas 500 hektare di tiga
kecamatan dan tujuh desa. Rencananya, program itu akan dimulai kawasan
Polder Pesayangan.
“Saya mendukung penuh pertemuan pada hari ini,
sebagai upaya penyatuan persepsi dan penyeragaman rencana pada
pelaksanaan kegiatan tersebut. Berbicara mengenai optimasi lahan
merupakan upaya atau usaha meningkatkan produktivitas suatu lahan. Lahan
yang awalnya kurang produktif ditingkatkan menjadi produktif,” ujar
Bupati Banjar ini.
Dia juga menyatakan, bahwa sekarang ini banyak
beralih fungsi dari lahan pertanian menjadi kawasan perumahan yang
semakin tak terkendali.
“Padahal, dari awal Kabupaten Banjar ini
kaya dengan potensi pertanian. Hingga dikenal dengan sebutan Kindai
Limpuar,” kata Guru Kholil, sapaan bupati ini. Slogan Kindai Limpuar
berasal dari bahasa Banjar yang berarti tempat penyimpanan padi yang
melimpah.
Sementara itu, Babinsa Serda Hasanuddin saat mendampingi
Ketua Kelompok Tani Harapan Kita Desa Keramat Baru Martapura Timur Haji
Fauzan, seusai kegiatan tersebut mengatakan, bahwa prajurit TNI
sepenuhnya mendukung program pemerintah dalam optimasi lahan rawa lebak
untuk pertanian.
“Sudah cukup lama, para kelompok tani berharap
adanya optimasi ini. Di desa binaan kami, ada 155 hektare lahan siap
dioptimasi, serta tidak terdampak lahan perkotaan,” tandasnya.
(MC-Kominfo-Kab.Banjar/Prohumas/Dani)
Navigation
Post A Comment:
0 comments: