Martapura, infoPublik –
Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, kini
mengembangkan budidaya jamur. Kelompok Tani Kerjasama yang ada di desa
tersebut, dijadikan percontohan bagi petani desa lainnya untuk
mengembangkan usaha budidaya jamur tiram.
Percontohan
rumah jamur Kelompok Tani Kerjasama Desa Sungai Batang, Rabu (16/5)
kemarin diresmikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar Hj.
Raudhatul Wardiyah.
Istri Bupati
Banjar H Khalilurrahman ini tampak sangat tertarik akan usaha budidaya
jamur. Dia berharap, usaha budidaya jamur tiram di Desa Sungai Batang
bisa terus dikembangkan sehingga dapat menunjang perekonomian
masyarakat.
“Usaha seperti ini sangat
bagus, dan potensial untuk menunjang perekonomian masyarakat. Apalagi
profesi sebagai petani adalah pekerjaan yang mulia dan halal di mata
Allah SWT,” ujarnya, sambil melihat-lihat jamur yang siap panen.
Kepala
Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Banjar Ir. H. Muhammad
Fachry, MP menjelaskan, percontohan rumah jamur untuk penerapan
teknologi pertanian modern. “Bercocok tanam jamur bisa meningkatkan
perekonomian masyarakat perdesaan tanpa harus menganggu aktivitas lain,”
jelasnya.
Budidaya jamur tiram gampang
dan tidak rumit diterapkan oleh siapa saja termasuk ibu rumah tangga.
Jadi diyakini, akan terus berkembang.
Jamur,
merupakan komoditas hortikultura yang menjanjikan karena permintaannya
cukup banyak dan semakin meningkat. Banyak orang gemar mengkonsumsi
jamur tiram karena rasa dan teksturnya yang enak dan kenyal.
Produk
olahan jamur tiram juga beraneka ragam tidak hanya jamur segar dalam
kemasan, jamur tiram juga dapat diolah menjadi beberapa produk olahan
seperti dilakukan oleh ibu-ibu di Kelompok Tani Kerjasama. Jamur dibuat
menjadi stick jamur, crispy jamur, es cream jamur, risoles jamur, sate
jamur, bahkan sampai brownies jamur.
Fachry
menyampaikan tahun depan akan membangun percontohan rumah jamur serupa
di desa lainnya, dan berharap bisa dikembangkan oleh kepala desa.
“Kepala
desa dapat mengembangkan usaha ini dengan dana desa, karena dana desa
digunakan untuk pemberdayaan usaha ekonomi, tidah hanya untuk fisik
serta pengembangan pembangunan,” katanya.
Dinas
TPH juga berkeinginan mengubah pola pertanian dari
tanam-petik-olah-jual menjadi tanam-petik-olah-simpan-jual. Ini karena
begberapa komoditas seperti jamur tidak tahan lama jika tidak diolah.
Sementara
salah seorang petani jamur yang tergabung di Kelompok Tani Kerjasama
Juhaimi (41), mengaku awalnya tidak bisa sama sekali mengembangkan
budidaya jamur. Setalah ada pembinaan oleh Dinas TPH Kabupaten Banjar
akhirnya bisa mengembangkannya. (MC-Kominfo Kab.Banjar/TimTPH/Dani)
Post A Comment:
0 comments: