Martapura, infoPublik -
Pemkab Banjar bekerjasama dengan Badan PSDMP Kementan RI menggelar
Seminar Nasional Penyuluh Pertanian dengan tema Penyuluhan Pertanian
Menyikapi Era Industrialisasi 4.0 bertempat di Mahligai Sultan Adam,
Martapura, Kabupaten Banjar Sabtu (8/12/2018) pagi.
Acara tersebut dihadiri Bupati Banjar
dalam hal ini diwakili Sekrda Kabupaten Banjar H Nasrun Syah, Kepala
Pusat Penyuluhan Pertanian Kementerian RI Siti Munifah, Perwakilan Kodim
1006 Martapura, Kepala Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura M Fahri,
dan penyuluh pertanian Kabupaten Banjar dan luar Kabupaten Banjar dengan
jumlah peserta 330 penyuluh.
Sekda H Nasrun Syah membacakan sambutan
Bupati Banjar, H Khalilurrahman mengatakan,Kabupaten Banjar merupakan
salah satu Kabupaten di Kalsel yang mempunyai potensi sumber daya alam
yang sangat besar khususnya di bidang Pertanian.
Dua per tiga dari jumlah penduduknya
berusaha di sektor pertanian dan Kabupaten Banjar merupakan sentra
pengembangan tanaman pangan dan hortikultura, sentra perkebunan karet
dan kelapa sawit, sentra ternak seperti sapi dan kambing, juga itik dan
ayam.
Pada kesempatannya H Nasrun Syah
mengatakan peran penyuluh pertanian sangat menentukan keberhasilan
pembangunan pertanian. Peran penyuluh pertanian dapat dikatakan sebagai
garda terdepan untuk meningkatkan kualitas petani saat ini serta
Penyuluh berperan sebagai perantara dan penghubung informasi untuk
petani maupun dari petani.
Oleh karena itu perlu penguatan
kelembagaan penyuluhan pertanian, Pemkab Banjar telah membuat kajian
akademis terhadap terhadap pembentukan UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan
Pertanian Kabupaten Banjar, dan telah mendapatkan rekomendasi atau
persetujuan dari Pemerintah Provinsi Kalsel untuk pembentukan UPTD
tersebut dengan klasifikasi tipe A.
Pihaknya mengharapkan penyuluh dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap penyuluh pertanian
terhadap tupoksi penyuluhan.
Dapat menumbuhkan dan meningkatnya
memotivasi para penyuluh dalam rangka meningkatkan kinerjanya, dapat
memahami pola kerja penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dapat
menyamakan persepsi, tujuan dan langkah kerja penyuluh pertanian dalam
menyikapi era industrialisasi 4.0 dengan mengedepankan teknologi
informasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar, M Fachry mengatakan, tema
Seminar Nasional adalah Penyuluhan Pertanian Menyikapi Era
Industrialisasi 4.0. Tujuannya untuk mentraformasikan arah kebijakan
serta regulasi yang baru dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Sehingga dapat langsung sampai kepada
para penyuluh pertanian selaku penggerak pembangunan pertanian yang
selanjutnya menjadi acuan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian kepada
para petani dan pengusaha pertanian sebagai pelaku utama dan pelaku
usaha agribisnis.
"Kegiatan ini mendukung visi Kementerian
Pertanian dalam rangka Mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan
Dunia tahun 2045. Oleh karenanya kebijakan dan regulasi dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian juga berkembang dan dinamis,"
katanya.
Dan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
Kementerian Siti Munifah sebagai narasumber seminar tersebut dengan tema
transformasi pola kerja penyelenggaraan penyuluhan menerangkan
Transformasi penyuluhan pertanian merupakan suatu hal yang harus
dilakukan di tengah perkembangan zaman sekarang ini, kalau tidak ada
perubahan maka penyuluhan atau penyuluh akan menjadi dinosaurus.
Menurutnya, hal tersebut sudah diatur
dalam Permentan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Penyuluhan Pertanian. Kabupaten Banjar, merupakan salah satu kabupaten
yang akan menjadi pelaksana program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani.
Sekarang, penguatan penyuluhan pertanian
berbasis informasi dan teknologi, pengembangan penyuluh swadaya,
pemantapan pos penyuluhan desa, penguatan kelembagaan petani menjadi KEP
berorientasi bisnis dan berbadan hukum.
"Penguatan BPP sebagai pusat integrasi
data dan kegiatan, pelibatan generasi muda berbasis online, penerapan
sistem pertanian terpadu dan berbasis korporasi," katanya.
Menurutnya, dalam pengelolaan Badan
Penyuluh Pertanian memerlukan koordinasi dan sinkronisasi dimana
penguatan BPP perlu didukung lima aspek, pertama adalah koordinasi
program pembangunan dengan dukungan dan pelibatan BPTP, instansi teknis
dan kantor kecamatan.
Kedua, pusat data dan informasi perlu dukungan IT dalam hal software dan hardware serta perlunya brainware.
Ketiga, pusat konsultasi bisnis perlu
dukungan sarana dan prasarana yang bagus. Keempat, pusat pembelajaran
melalui demplot, demarea, demo pengolahan hasil, mekanisasi pertanian.
Kelima, pengembangan kemitraan perlu dukungan dan pelibatan perbankan,
pasar bulog, perusahaan dan agribisnis.
"Pada internal dinas pengelola
penyuluhan sendiri bidang penyuluhan harus bisa bekoordinasi dengan
bidang-bidang lain guna menjalan lima aspek BPP tersebut," imbuhnya. (MC
Kab Banjar/Man/Prs/toeb)
Post A Comment:
0 comments: